Welcome to my blog

Thanks sobat... atas kunjuangannya di:"Kembali Piknik"....catatan kecil perjalanan traveling & touring kami ... melihat lebih dekat pesona keindahan alam ....!!!!

Rabu, 30 April 2025

Sate Kere Jogja

Oleh: Winarto
Jalan-jalan ke Malioboro, Yogyakarta... rasanya tidak lengkap kalo tidak mencicipi kuliner khas kota gudheg ini.  Disamping Gudheg Jogja, ada kuliner khas, yaitu Sate Kere. Sate kere banyak dijajakan di seputaran Pasar beringharjo. Sate Kere di Pasar Beringharjo merupakan salah satu kuliner legendaris khas Yogyakarta yang telah menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan. Berikut penjelasan lengkap mengenai sejarah, keunikan, bahan, cita rasa, hingga pengalaman menikmati sate kere di kawasan pasar ikonik ini.
Sejarah dan Asal-usul
Sate kere muncul dari kreativitas masyarakat Yogyakarta pada masa lalu yang tidak mampu membeli daging sapi utuh karena harganya mahal. Sebagai alternatif, mereka menggunakan bagian-bagian sapi yang lebih murah seperti tetelan, koyor (sandungan lamur), kikil, jeroan, atau lemak (gajih) untuk dijadikan sate. Istilah "kere" dalam bahasa Jawa berarti "miskin", sehingga sate ini awalnya identik dengan makanan rakyat kecil.
Di Pasar Beringharjo, sate kere sudah dijajakan sejak puluhan tahun lalu. Salah satu penjual legendaris adalah Mbah Suwarni, yang telah berjualan sejak 1984 dan tetap setia berjualan di pintu selatan Pasar Beringharjo hingga kini.

Lokasi dan Suasana
Penjual sate kere di Pasar Beringharjo biasanya berjualan secara sederhana, bahkan mengemper di emperan pasar tanpa tenda, hanya dengan bakul dan alat bakar seadanya. Lokasi paling terkenal berada di bawah jembatan pintu selatan pasar, mudah dikenali dari banner sederhana bertuliskan nama penjual seperti "Sate Kere Mbah Suwarni".
Suasana yang sederhana dan tradisional menjadi daya tarik tersendiri, menghadirkan pengalaman kuliner otentik khas pasar tradisional Yogyakarta.
Bahan dan Penyajian
Bahan utama: Tetelan daging sapi, koyor, kikil, jeroan, atau lemak sapi. Beberapa penjual juga menyediakan sate daging sapi bagi yang tidak suka jeroan.
Bumbu: Sate kere menggunakan bumbu rempah khas, biasanya terdiri dari bawang putih, ketumbar, gula merah, air asam jawa, pala bubuk, garam, dan lada. Saat dibakar, sate dilumuri kecap atau bumbu kacang sesuai selera.
Penyajian: Sate kere biasanya disajikan dengan lontong atau ketupat, kadang dilengkapi sayur lodeh atau kupat sayur, menambah kekayaan rasa dan tekstur.

Cita Rasa dan Keunikan
Sate kere memiliki cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas dari bumbu rempah dan kecap yang meresap ke daging. Tekstur sate kenyal karena menggunakan bagian-bagian sapi seperti koyor dan tetelan. Aroma asap dari proses pembakaran menambah kelezatan khas sate kere.
Setiap penjual memiliki racikan bumbu dan cara penyajian unik, sehingga pengunjung bisa menemukan variasi rasa seperti bumbu kecap atau bumbu kacang. Ukuran sate cukup besar dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000–Rp5.000 per tusuk, dan satu porsi biasanya berisi tiga tusuk sate lengkap dengan lontong, seharga sekitar Rp10.000,-

Popularitas dan Daya Tarik
Sate kere di Pasar Beringharjo menjadi incaran wisatawan dan warga lokal karena:
  • Harga terjangkau, cocok untuk semua kalangan.
  • Cita rasa otentik dan legendaris, resep turun-temurun.
  • Pengalaman kuliner pasar yang sederhana namun penuh kehangatan.
  • Lokasi strategis di pusat wisata belanja dan sejarah Yogyakarta
Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuuk... Ngetrip di Kulon Progo!!!

Oleh Winarto Sobat semua yang gokil abiiz... yuk wisata dan ngetrip di Kulon Progo!!!! Destinasi wiasata alamnya okey lhoh.... indah dan m...